Rabu, 02 Agustus 2017

Perekonomian Indonesia - 1EB17- Kelompok 6

PEREKONOMIAN INDONESIA


Disusun Oleh:
Kelas : 1EB17
Kelompok 6

1.   Nurul Utami                          25216639
2.   Ratih Rahmawati                 26216098
3.   Rifa Hana Zaimah                26216366
4.   Reza Adliansyah                 26216248
5.   Riyan Setiawan                    26216525





PROGRAM STUDI PEREKONOMIAN INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017/2018
ABSTRAK

Neraca pembayaran yaitu catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lainnya dalam jangka waktu tertentu. Perkembangan neraca pembayaran memiliki keterkaitan yang erat dengan perkembangan sektor riil, fiskal, dan moneter. Dalam menganalisa keseimbangan neraca pembayaran, dapat dilakukan dengan menganalisis setiap komponen neraca pembayaran yang meliputi transaksi berjalan dan transaksi pasar modal dan keuangan. Berdasarkan analisis struktur dan perkembangan NPI dapat disimpulkan bahwa NPI selama tiga tahun terakhir dalam kondisi tertekan dan faktor-faktor penyebabnya cenderung bersifat struktural. Selain itu terlihat pula struktur NPI semakin rentan terhadap gejolak eksternal, karena bertambah besarnya peranan modal asing masuk (capital inflows). Kinerja NPI berpengaruh terhadap posisi cadangan devisa Indonesia Perbaikan transaksi berjalan dan surplus transaksi modal dan finansial menyebabkan secara keseluruhan neraca pembayaran Indonesia pada triwulan I tahun 2014 mencatat surplus sebesar US$2,1 miliar. Surplus tersebut kemudian mendorong kenaikan cadangan devisa dari US$ 99,4 miliar pada triwulan IV tahun 2013 menjadi US$ 102,6 miliar pada Maret 2014. Pada April 2014 cadangan devisa terus meningkat hingga mencapai US$ 105,6 miliar. Perbaikan kinerja neraca pembayaran ini dinilai memberikan sumbangan positif dalam menopang pertumbuhan ekonomi yang lebih seimbang.








PENDAHULUAN

A.   Pengertian Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran (Balance of Payment) adalah ringkasan pernyataan atau laporan yang pada intinya menyebutkan semua transaksi yang dilakukan oleh penduduk dari suatu negara dengan penduduk negara lain dan kesemuanya dicatat dalam periode tertentu, biasanya satu tahun kalender.(Salvatore, 1997:67)
Neraca pembayaran (balance of payment) merupakan dokumen sistematis dari semua transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.(Apridar, 2009:135)
Sukirno (2004:390), mendefinisikan neraca pembayaran sebagai suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai transaksi perdagangan dan aliran yang dilakukan di antara suatu negara dengan negara lain dalam suatu tahun  tertentu.
Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa neraca pembayaran adalah catatan sistematis yang memuat transaksi internasional penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain dalam periode tertentu biasanya dalam satu tahun.
B.   Tujuan Neraca Pembayaran
Tujuan utama neraca pembayaran yaitu untuk memberikan informasi kepada pemerintah tentang posisi keuangannya, khususnya yang terkait dengan hasil praktek hubungan ekonomi dengan negara lain. Neraca pembayaran juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan bidang moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran internasional.
Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, diantaranya sebagai berikut:
a.    Sebagai bahan keterangan kepada pemerintah mengenai posisi internasional negara yang bersangkutan.
b.    Sebagai bahan bagi pemerintah dalam mengambil keputusan dibidang pilitik perdagangan dari urusan pembayarannya.
c.    Sebagai bahan untuk membantu pemerintah dalam mengambil keputusan di bidang politik moneter dan fiskal.

Sementara fungsi neraca pembayaran adalah sebagai berikut:
  1. Sebagai suatu alat pembukuan dan alat pembayaran luar negeri agar pemerintah dapat mengambil keputusan, apakah negara dapat melanjutkan masuknya barang-barang luar negeri dan dapat menyelesaikan pembayaran tepat pada waktunya.
  2. Sebagai suatu alat untuk menjelaskan pengaruh dan trnsaksi luar negeri terhadap pendapatan nasional.
  3. Sebagai suatu alat untuk mengukur keadaan perekonomian dalam hubungan internasional dari suatu negara.
Sebagai suatu alat kebijakan moneter yang akan dilaksanakan oleh suatu negara.

C.   Transakasi Ekonomi Internasional
Transaksi ekonomi internasional menurut Reksoprayitno (1995:56), merupakan transaksi ekonomi yang diadakan oleh penduduk suatu negara yang mempunyai neraca pembayaran internasional. Sama seperti neraca-neraca lainnya dan sesuai dengan prinsip akuntansi pada umumnya, neraca pembayaran mencatat transaksi plus dan minus. Transaksi plus disebut transaksi kredit (credit), sedangkan transaksi minus disebut transaksi debet (debit).
Dari segi akuntansi neraca pembayaran harus senantiasa seimbang, dalam arti bahwa jumlah transaksi debit nilainya sama dengan jumlah seluruh nilai transaksi kreditnya. Transaksi debet terjadi apabila sebuah transaksi menciptakan atau mengakibatkan bertambahnya kewajiban bagi penduduk negara neraca pembayaran untuk berkurangnya hak penduduk negara neraca pembayaran untuk menerima pembayaran dari penduduk negara lain.
Dalam neraca pembayaran, pos-pos yang berisikan transaksi debet biasanya ditandai dengan tanda (-). Sedangkan transaksi kredit terjadi apabila sebuah transaksi menciptakan atau mengakibatkan bertambahnya hak bagi penduduk negara lain atau mengakibatkan berkurangnya kewajiban bagi penduduk negara neraca pembayaran untuk mengadakan pembayaran kepada penduduk negara lain, biasanya transaksi ini di tandai dengan tanda plus (+).
D.   Neraca Pembayaran Dalam Negeri
Kebijaksanaan neraca pembayaran merupakan bagian dari kebijaksanaan pembangunan dan mempunyai peranan penting dalam pemantapan stabilitas di bidang ekonomi. Hal ini dikarenakan neraca pembayaran diarahkan guna mendorong pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan perluasan kesempatan kerja. Disamping itu untuk melakukan perubahan secara fundamental dalam struktur produksi dan perdagangan sehingga tercapai ketahanan ekonomi Indonesia dari tantangan-tantangan di dalam maupun luar negeri.
Di bidang perdagangan, kebijaksanaan neraca pembayaran luar negeri ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri dalam negeri, memelihara ke­stabilan harga dan penyediaan barang-barang yang dibutuhkan di dalam negeri serta menunjang iklim usaha yang makin menarik bagi penanaman modal. Kebijaksanaan di bidang pinjaman luar negeri melengkapi kebutuhan pembiayaan pembangunan di dalam negeri, dan diarahkan untuk menjaga kestabilan perkem­bangan neraca pembayaran secara keseluruhan. Kebijaksanaan  kurs devisa diarahkan untuk mendorong ekspor nonmigas dan mendukung kebijaksanaan moneter dalam negeri.
Mempelajari neraca pembayaran memberikan beberapa keuntungan untuk kita diantaranya memberikan informasi yang mendalam tentang permintaan dan penawaran mata uang pada suatu negara, memberikan informasi tentang potensi pada negara tersebut dalam dunia bisnis dan digunakan untuk mengevaluasi kinerja negara dalam persaingan ekonomi internasional. Neraca pembayaran adalah sebuah rangkuman laporan dari semua transaksi ekonomi yang dilakukan oleh penduduk dari suatu negara dengan penduduk dari negara lain selama periode tertentu. Tujuan utama penyusunan neraca pembayaran adalah menyajikan informasi kepada otorita moneter mengenai posisi internasional yang dimiliki oleh Negara yang bersangkutan, dan juga untuk membantu kalangan perbankan, perusahaan, dan individu-individu yang terlibat dalam perdagangan dan keuangan internasional dalam menyusun keputusan-keputusan bisnis yang terbaik.






E.   Neraca Pembayaran Luar Negeri
Pada dasarnya neraca pembayaran adalah catatan sistematis dari semua transaksi ekonomi internasional (perdagangan, investasi, dan pinjaman) yang terjadi antara penduduk dalam negeri pada suatu negara dengan penduduk luar negeri selama jangka waktu tertentu biasanya satu tahun dan dinyatakan dalam dolar AS. Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item financial. Selain itu, neraca pembayaran luar negeri atau balance of payment juga diidentifikasikan sebagai suatu ringkasan pernyataan atau laporan yang pada intinya menyebutkan semua transaksi yang dilakukan oleh penduduk negara lain, dan kesemuanya dicatat dengan menggunakan metode dan dalam waktu tertentu. Neraca pembayaran ini sangat berguna karena dapat menunjukan struktur dan komposisi transaksi ekonomi dan posisi keuangan internasional dari suatu negara dengan mengetahui secara terperinci. Lembaga keuangan seperti IMF, bank dunia dan negara-negara donor juga menggunakan pemberi bantuan keuangan kepada suatu negara.
Rekening neraca pembayaran luar negeri umumnya digunakan dalam upaya mengetahui apa yang sedang berlangsung pada perdagangan internasional. Dengan mengunakan rekening pembayaran tersebut, maka pemerintah dapat mengawasi transaksi antar Negara yang telah disusun didalamnya. Pencatatan transaksi pembayaran tersebut muncul dari perdagangan barang dan jasa serta dari pendapatan berupa bunga, keuntungan, dan deviden dari modal yang dimiliki di satu negara dan di investasikan di negara lain. 
Dalam Penyusun neraca pembayaran hendaknya kita terlebih dahulu mengetahui tujuannya. Neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut :
1.    Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah di bidang ekonomi
2.    Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijkan di bidang moneter dan fiskal.
3.    Sebagai bahan pertimbangan  bagi pemerintah untuk mengetahui pengaruh hubungan ekonomi internasional terhadap pendapatan nasional.
4.    Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan di bidang politik perdagangan Internasional.
Sesuai dengan tujuan dari pada neraca pembayaran diatas tersebut, pemerintah hendaknya lebih mengkaji lebih dalam mengenai alur neraca pembayaran. Oleh sebab itulah maka dibutuhkan alat untuk menganalisis neraca pembayaran. Tujuan analisis neraca pembayaran sangat berbeda- beda dan perbedaan ini menentukan pola analisanya.
Beberapa masalah atau kekeliruan yang sering timbul dalam analisa neraca pembayaran antara lain:
a.    Seringkali mengabaikan saling hubungan antara transaksi internasional yang satu dengan yang lain, sehingga ketidak seimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan satu transaksi saja tanpa melihat hubungannya dengan yang lain
b.    Surplus Transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya deficit dianggap jelek.
c.    Keputusan untuk memberi bantuan (Aid) seharusnya lebih didasarkan pada kekuatan ekonomi negarasecarakeseluruhan.
Neraca pembayaran internasional terdiri dari beberapa transaksi. Transaksi-transaksi dalam neraca pembayaran intenasional tersebut perlu dibedakan satu sama lain, yaitu: transaksi-transaksi mana yang merupakan transaksi kredit dan  transaksi debet. Hal ini dilakukan karena tanpa adanya pembedaan ini suatu neraca pembayaran intenasional tidak akan mempunyai arti sama sekali. Dalam kita menggolong-golongkan transaksi-transaksi intenasional ke dalam transaksi kredit dan transaksi debet. Menurut Soediyono, prinsip-prinsip yang perlu kita perhatikan adalah:
A.   Suatu transaksi merupakan transaksi kredit, apabila transaksi tersebut timbulnya atau bertambahnya hak bagi penduduk negara yang mempunyai   neraca  pembayaran   internasional  tersebut  untuk menerima pembayaran dari negara lain.
B.   Suatu transaksi merupakan transaksi debit, apabila transaksi tersebut mengakibatkan timbulnya atau bertambahnya kewajiban bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk mengadakan pembayaran kepada penduduk negara lain.
Transaksi internasional diartikan sebagi aktivitas pertukaran barang, jasa, atau asset antara penduduk dari suatu negara dengan penduduk dari negara lain. Istilah penduduk di sini tidak hanya menunjuk pada individu, namun juga perusahaan, unit-unit ekonomi pada umumnya, dan bahkan pemerintah. Namun, hadiah dan beberapa bentuk transfer (yang tidak disertai dengan pembayaran) juga dimasukkan dalam pencatatan neraca pembayaran dari suatu Negara. Agar tidak menimbulkan kerancuan, pengertian penduduk dari suatu negara perlu diperjelas lebih jauh.



F.    Komponen Neraca Pembayaran Luar Negeri
Pada dasarnya neraca pembayaran terdiri dari 2 (dua) komponen. Komponen pertama adalah neraca perdagangan (balance of trade), merupakan selisih nilai ekspor dan nilai impor suatu barang. Neraca perdagangan yang mengalami surplus berarti bahwa ekspor barang lebih besar daripada impor barang. Akan tetapi jika negatif berarti nilai impor barang lebih besar daripada nilai ekspornya. Sedangkan komponen kedua adalah neraca jasa yang merupakan selisih antara ekspor jasa dan impor jasa. Neraca jasa positif menunjukkan bahwa ekspor jasa lebih besar daripada impor jasa, dan jika benilai negatif bila impor jasa lebih besar dari ekspornya. Apabila kedua komponen tersebut, yaitu neraca perdagangan dan neraca jasa digabung, maka akan diperoleh neraca transaksi berjalan atau current account.
1.    Neraca transaksi berjalan (Current Account)
Neraca transaksi berjalan merupakan gabungan dari neraca perdagangan dan neraca jasa. Neraca transaksi berjalan (current account) di dalamnya mencatat segenap arus perdagangan barang dan jasa serta transfer unilateral (satu arah). Kategori utama dari transaksi atau perdagangan jasa adalah transaksi untuk jasa perjalanan dan transportasi, penerimaan dan pengeluaran atas investasi asing, serta transaksi-transaksi militer. Transfer unilateral umumnya mengacu pada kiriman atau pemberian dana dari individu dan pemerintah domestik kepada pihak asing, serta berbagai kiriman dari pihak asing (pemerintah maupun individu) kepada pihak domestik (pemerintah atau individu) pendapatan dari ekspor barang dan jasa, serta penerimaan transfer unilateral masuk kedalam neraca transaksi berjalan sebagai kredit (+) karena transaksi itu membawa penerimaan pembayaran dari pihak luar negeri. Sebaliknya, pengeluaran untuk impor barang dan jasa serta pengeluaran transfer unilateral masuk kedalam neraca transaksi berjalan sebagai debet (-) karena hal itu mengakibatkan kewajiban pembayaran pihak domestik kepada pihak luar negeri.

Transaksi ekspor meliputi ekspor barang dan ekspor jasa. Ekspor barang meliputi barang-barang yang bisa dilihat secara fisik seperti minyak, kayu, tembakau, timah dan sebagainya. Ekspor jasa misalnya penjualan jasa-jasa angkutan, tourisme, dan asuransi. Dalam transaksi jasa ini termasuk juga pendapatan dari investasi capital di luar negeri. Impor barang misalnya barang konsumsi, bahan mentah untuk industri. Sedangkan  impor jasa meliputi pembelian jasa-jasa dari penduduk negara lain. Termasuk dalam impor jasa adalah pembayaran pendapatan (bunga, deviden, atau keuntungan) untuk modal yang ditanam di dalam negeri oleh penduduk negara lain.

Transaksi yang sedang berjalan mempunyai arti khusus. Surplus transaksi berjalan menunjukkan bahwa ekspor lebih besar daripada impor. Ini berarti bahwa suatu Negara mengalami akumulasi kekayaan valuta asing, sehingga  mempunyai saldo (+) dalam investasi luar negeri. Sebaliknya defisit transaksi beijalan berarti impor lebih besar daripada ekspor, sehingga terjadi pengurangan investasi di luar negeri. Dengan demikian transaksi berjalan sangat erat hubungannya dengan pendapatan nasional, karena ekspor dan impor merupakan komponen penghasilan nasional. Hal ini dapat dilihat pada persamaan:

Y= C+I+G+(X-M)
Keterangan:
1.    Dimana Y adalah pendapatan nasional, C untuk pengeluaran konsumsi, I pengeluaran investasi (swasta), dan G adalah pengeluaran pemerintah |dan (X-M) adalah neraca perdagangan (netto).
2.    Apabila (X-M) positif berarti (C+I+G)<Y, implikasinya bahwa suatu negara   menghasilkan lebih banyak dari yang digunakan sehingga kelebihannya dijual ke luar negeri. Sebaliknya (X-M) negatif berarti negara tersebut pengeluarannya lebih besar daripada yang dihasilkannya. Dengan demikian jelas bahwa suatu negara akan bisa memperbaiki neraca perdagangannya apabila dapat meningkatkan hasil nasional lebih besar daripada penggunaannya.

2.    Neraca Modal (Capital Account)
Pada dasarnya neraca modal merupakan bagian dari neraca pembayaran yang khusus mencatat arus masuk dan arus keluar dari pinjaman dan investasi asing, serta segenap pembayaran bunga dan cicilan hutang. Neraca modal menunjukkan perubahan dalam harta kekayaan (asset) negara di luar negeri dan asset luar negeri di negara itu, di luar asset cadangan pemerintah.
Kenaikan dalam aset negara di luar negeri dan pengeluaran dalam aset luar negeri di negara itu (selain daripada aset pemerintah) merupakan arus keluar modal (capital outflow) atau debet (-), karena hal itu menyebabkan pembayaran kepada pihak asing. Dilain pihak penurunan dalam asset negara tersebut di luar negeri dan kenaikan asset luar negeri di negara itu adalah arus masukan modal (capital) atau kredit karena hal itu menimbulkan penerimaan dari orang asing. Menurut Halwani (awa029.blogspot.com).
Transaksi modal dapat dibagi dua, yaitu:
1)    Transaksi modal jangka pendek, meliputi:
a)    Kredit untuk perdagangan dari negara lain (transaksi kredit) atau kredit perdagangan yang diberikan kepada penduduk negara lain (transaksi debet)
b)    Deposito bank di luar negeri (transaksi debet) atau deposito bank didalam negeri milik penduduk negara lain (transaksi kredit).
c)    Pembelian surat berharga luar negeri jangka pendek (transaksi debet) atau penjualan surat berharga dalam negeri jangka pendek kepada penduduk negara lain (transaksi kredit).

2)    Transaksi modal jangka panjang, meliputi:
a)    Investasi langsung di luar negeri (transaksi debet) atau investasi asing di dalam negeri (transaksi kredit).
b)    Pembelian surat-surat berharga jangka panjang milik penduduk negara lain (transaksi debet) atau pembelian surat-surat berharga jangka panjang dalam negeri oleh penduduk asing (transaksi kredit).
c)    Pinjaman jangka panjang yang diberikan kepada penduduk negara lain (transaksi debet) atau pinjaman jangka panjang yang diterima dari penduduk negara lain (transaksi kredit).
Jadi setiap transaksi modal yang menyebabkan kenaikan maupun penurunan kekayaan suatu negara di luar negeri merupakan aliran modal keluar (masuk) atau merupakan transaksi debet (kredit). Demikian juga setiap transaksi modal yang menyebabkan kenaikan (penurunan) kekayaan asing di dalam negeri merupakan aliran modal masuk (keluar) atau merupakan transaksi debet (kredit).

3.    Cadangan Devisa
Cadangan devisa adalah sejumlah valuta asing yang dicadangkan dan dikuasai oleh bank sentral. Bank Sentral di Indonesia sampai saat ini diberi nama  Bank Indonesia. Dana cadangan devisa ini digunakan untuk membiayai impor dan kewajiban lain kepada pihak asing, seperti pembayaran pinjaman luar negeri. Besar kecilnya cadangan devisa tergantung pada neraca pembayaran. Cadangan devisa berasal dari dua sumber, yaitu pendapatan ekspor bersih atau surplus neraca modal.

4.    Selisih Perhitungan
Rekening ini merupakan rekening penyeimbang apabila nilai transaksi-transaksi kredit tidak persis sama dengan nilai transaksi-transaksi debit. Dengan adanya rekening selisih perhitungan ini maka jumlah total nilai sebelah kredit dan debit dari suatu neraca pembayaran internasional akan selalu sama (balance).







G.   Beberapa Sumber Neraca Pembayaran Luar Negeri Indonesia
Neraca pembayaran luar negeri Indonesia dapat diperoleh dari penerbitan resmi, antara lain:
1.    Nota   Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diterbitkan setiap tahun sekali untuk masing – masing tahun anggaran oleh Departemen Keuangan Republik Indonesia.
2.    Bank Indonesia: Laporan Tahun Pembukuan yang diterbitkan setiap tahun sekali untuk masing-masing tahun anggaran oleh Bank Indonesia.
3.    Statistic Ekonomi-Keuangan Indonesia yang diterbitkan dua bulan sekali oleh Bank Indonesia
4.    Statistik Indonesi : Statistical Yearbook of Indonesia, yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik setahun sekali.
5.    Indikator Ekonomi, yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik sebulan sekali.
Namun perlu kitaiingat bahwa neraca-neraca pembayaran yang diterbitkan oleh berbagai penerbit resmi tersebut di atas susunan dan angka-angkanya tidak selalu sesuai. Perbedaan-perbedaan tersebut kemungkinan merupakan akibat dari :
1.    Penggunaan dasar waktu yang berbeda.
2.    Penggunaan sistematika yang berbeda.
3.    Perbedaan sumber statistik yang dipakai.





















H.   Pengaruh Necara Pembayaran Luar Negeri Indonesia terhadap Perekonomian
Secara umum apabila kita ingin mengkaji lebih mendalam terkait pengaruh neraca pembayaran luar negeri bagi Indonesia, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran, karena pengaruh dari pada neraca pembayaran terlihat secara jelas pada proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran .Didalam proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran tersebut terdiri dari 3 komponen, yaitu tingkat harga, tingkat kurs, dan sektor moneter.
1.    Tingkat harga
Neraca pembayaran yang surplus dapat menyebabkan bertambahnya uang yang beredar di masyarakat. Sebaliknya jika neraca pembayaran defisit akan mengurangi jumlah uang yang beredar.  Pertambahan uang yang beredar menyebabkan kenaikan harga, dan sebaliknya berkurangnya uang yang beredar menyebabakan penurunan harga. Surplus neraca pembayaran akan meningkatakan jumlah uang yang beredar, harga naik dan inflasi yang akan mengakibatkan daya saing produsen dalam negeri menurun dibandingkan produsen luar negeri, hal ini akan meningkatkan impor daripada impor. Kenaikan impor dan penurunan ekspor keduanya bersama-sama mendorong berkurangnya surplus neraca pembayaran proses penyeimbangan ini akan berjalan terus menerus dengan surplus neraca pembayaran suatu negara dibarengi dengan derfisit neraca pembayaran negara asing. Jumlah uang yang beredar dinegara asing akan berkurang maka harga akan turun dan terjadi inflasi, berarti daya saing produsennya meningkat, terjadi peningkatan ekspor dan penurunan impor negara asing tersebut.

2.    Tingkat kurs
Dalam penyeimbangan melalui tingkat kurs ini adalah devaluasi untuk defisit dan revaluasi untuk surplus. Keberhasilan devaluasi untuk menghilangkan atau mengurangi ketidakseimbangan tergantung pada elastisitas permintaan dan penawaran valuta asing.

3.    Sektor moneter
Pendekatan sektor moneter neraca pembayaran menganggap bahwa timbulnya ketidakseimbangan neraca pembayaran karena ketidakseimbangan portopolio yaitu saldo kas yang terjadi berbeda dengan saldo kas yang diinginkan masyarakat. Ketidakseimbangan neraca pembayaran adalah semata-mata merupakan gejala moneter, oleh karena itu mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam sistem kurs tetap tidak akan ada hasilnya. Mempengaruhi jumlah uang secara efektif akan dapat dilakukan dalam sistem kurs bebas, dalam penyeimbangan neraca pembayaran. Pengaruh timbal balik antara kebijaksanaan moneter dinegara-negara lain hanya akan berpengaruh kepada kurs dan tidak pada neraca pembayaran.

Neraca pembayaran luar negeri merupakan suatu alat yang diperuntuhkan untuk mencatat secara sistematis dari semua transaksi ekonomi internasional yang mencakup: perdagangan, investasi, dan pinjaman yang terjadi antara penduduk dalam negeri pada suatu negara dengan penduduk luar negeri selama jangka waktu tertentu biasanya satu tahun dan dinyatakan dalam dolar AS.

Dalam neraca pembayaran internasional defisit menimbulkan beberapa akibat buruk terhadap kegiatan dan kestabilan ekonomi negara. Defisit terjadi akibat impor yang berlebihan yang menyebabkan penurunan dalam negeri dengan barang impor. Ketika harga valuta asing meningkat, maka akan menyebabkan harga-harga barang impor bertambah mahal. Kegiatan ekonomi dalam negeri yang menurun dapat mengurangngi kegairahan perusahaan-perusahaan untuk melakukan penanaman modal dan membangun kegiatan usaha baru. Dengan demikian, sama halnya dengan masalah pengangguran dan inflasi, masalah defisit dalam neraca pembayaran dapat menimbulkan efek yang buruk ke atas prestasi kegiatan ekonomi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Oleh karenanya setiap negara harus berusaha menghindari berlakunya defisit dalam neraca pembayaran.






















Alamat Redaksi:
Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350
Telepon : (021) 5152168
Faksimili : (021) 5153470
E-mail : BNP@bi.go.id
Website : www.bi.go.id


CONTOH NERACA PEMBAYARAN DALAM NEGERI



TAMPILAN DATA
Tabel Neraca Pembayaran Indonesia


URAIAN
2011
2012
2013*
2014
TOTAL
Tw. I
Tw. II
Tw. III
Tw. IV
TOTAL
Tw. I
Tw. II
Tw. III
Tw. IV
TOTAL
Tw. I**

I.     Transaksi Berjalan
A. Barang 1
- Ekspor
- Impor
1. Nonmigaa. Ekspob. Impor
2. Minyak
a. Ekspob. Impor
3. Gas
a. Ekspob. Impor
B. Jasa-jasa
1. Ekspor
2. Impor
C. Pendapatan
1. Penerimaan
2. Pembayaran
D. Transfer berjalan
1. Penerimaan
2. Pembayaran
II.   Transaksi Modal Finansial
A Transaksi Modal
B Transaksi Finansial 2
- Aset
- Kewajiban
1. Investasi Langsung
a. Ke luar negeri
b. Di Indonesia (PMA)
2. Investasi Portofolio
a. Aset
b. Kewajiban
1Sektor publik
2Sektor swasta
3. Investasi Lainnya
a. Aset
b. Kewajiban
1Sektor publik
2Sektor swasta
III Total (I + II)
IV.   Selisih Perhitungan Bersih
V.    Neraca Keseluruhan (III + IV)
VI.   Cadangan Devisa dan Yang Terkait 3
A. T ransaksi Cadangan Devisa
B. Pinjaman IMF
1. Penarikan
2. Pembayaran
M emorandum:
Posisi Cadangan Devisa
dalam Bulan Impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah
T ransaksi Berjalan (% PDB)

1,685
34,783
200,788
-166,005
35,433
162,721
-127,288
-17,526
19,576
-37,102
16,876
18,491
-1,615
-10,632
20,690
-31,323
-26,676
2,517
-29,192
4,211
7,636
-3,425
13,567
33
13,534
-15,657
29,191
11,528
-7,713
19,241
3,806
-1,189
4,996
827
4,169
-1,801
-6,754
4,954
-2,258
7,212
15,252
-3,395
11,857
-11,857
-11,857
0
0
0

110,123
6.5
0.20

-3,192
3,810
48,353
-44,543
4,694
38,572
-33,878
-5,278
4,592
-9,870
4,394
5,189
-795
-1,983
5,834
-7,817
-6,048
767
-6,815
1,030
1,909
-879
2,093
2
2,091
-6,876
8,967
1,550
-2,932
4,482
2,628
-457
3,085
1,304
1,781
-2,087
-3,487
1,400
-220
1,620
-1,098
65
-1,034
1,034
1,034
0
0
0

110,493
6.2
-1.46

-8,149
818
47,538
-46,720
1,974
38,433
-36,460
-5,331
4,332
-9,664
4,176
4,772
-597
-2,790
5,753
-8,543
-7,101
652
-7,753
924
1,908
-984
4,996
6
4,991
-2,458
7,448
3,653
452
3,201
3,873
-185
4,058
1,626
2,432
-2,535
-2,724
189
-1,638
1,827
-3,153
342
-2,811
2,811
2,811
0
0
0

106,502
5.8
-3.69

-5,265
3,190
45,549
-42,360
3,968
37,418
-33,450
-4,222
4,222
-8,444
3,443
3,909
-466
-2,359
5,465
-7,824
-6,955
583
-7,538
860
1,962
-1,102
5,798
7
5,790
-2,058
7,848
4,452
-1,391
5,843
2,516
31
2,485
1,889
596
-1,177
-698
-479
-296
-183
533
301
834
-834
-834
0
0
0

110,172
6.1
-2.36

-7,812
801
47,056
-46,255
3,221
38,501
-35,280
-5,605
4,744
-10,350
3,185
3,810
-625
-3,198
6,062
-9,260
-6,695
573
-7,268
1,280
2,287
-1,007
12,008
35
11,973
-4,850
16,823
4,061
-1,551
5,612
190
-4,855
5,045
4,431
614
7,722
1,556
6,166
4,607
1,558
4,196
-971
3,225
-3,225
-3,225
0
0
0

112,781
6.1
-3.59

-24,418
8,618
188,496
-179,878
13,857
152,925
-139,068
-20,436
17,891
-38,327
15,197
17,680
-2,483
-10,331
23,113
-33,444
-26,800
2,575
-29,374
4,094
8,067
-3,972
24,896
51
24,845
-16,242
41,087
13,716
-5,422
19,138
9,206
-5,467
14,673
9,251
5,422
1,922
-5,353
7,275
2,453
4,822
478
-262
215
-215
-215
0
0
0

112,781
6.1
-2.78

-6,009
1,628
45,231
-43,603
4,483
36,758
-32,276
-6,356
4,298
-10,654
3,501
4,175
-674
-2,613
5,568
-8,180
-6,100
838
-6,938
1,076
2,038
-962
-548
1
-550
-7,930
7,381
3,635
-206
3,842
2,760
-965
3,726
1,047
2,679
-6,945
-6,759
-187
-207
20
-6,557
-58
-6,615
6,615
6,615
0
0
0

104,800
5.7
-2.71

-10,133
-517
45,554
-46,071
1,587
37,640
-36,053
-5,102
4,243
-9,345
2,998
3,670
-672
-3,533
5,357
-8,890
-7,085
576
-7,662
1,003
2,060
-1,057
8,606
7
8,599
2,992
5,607
3,657
-901
4,558
3,389
202
3,187
3,088
99
1,553
3,691
-2,139
-1,997
-142
-1,527
-950
-2,477
2,477
2,477
0
0
0

98,095
5.4
-4.47

-8,634
145
44,148
-44,003
2,771
35,610
-32,840
-5,664
4,812
-10,476
3,038
3,725
-688
-2,807
5,486
-8,293
-6,833
458
-7,291
862
2,036
-1,174
5,482
5
5,477
-3,270
8,747
5,837
-87
5,924
1,892
-670
2,562
3,506
-945
-2,252
-2,513
261
440
-179
-3,153
508
-2,645
2,645
2,645
0
0
0

95,675
5.2
-3.89

-4,314
4,760
48,411
-43,651
6,884
39,746
-32,863
-5,361
4,536
-9,897
3,237
4,129
-892
-3,114
5,936
-9,050
-6,979
643
-7,622
1,019
2,156
-1,137
8,848
8
8,840
-1,650
10,490
531
-3,963
4,494
1,789
160
1,630
2,617
-987
6,520
2,153
4,367
388
3,979
4,534
-121
4,412
-4,412
-4,412
0
0
0

99,387
5.5
-2.12

-29,090
6,016
183,344
-177,328
15,724
149,755
-134,031
-22,483
17,889
-40,372
12,775
15,700
-2,925
-12,067
22,346
-34,413
-26,998
2,515
-29,513
3,959
8,289
-4,330
22,387
21
22,366
-9,858
32,224
13,660
-5,158
18,817
9,831
-1,273
11,104
10,257
847
-1,125
-3,427
2,303
-1,376
3,678
-6,703
-622
-7,325
7,325
7,325
0
0
0

99,387
5.5
-3.33

-4,191
3,545
44,412
-40,866
6,167
36,683
-30,516
-5,923
3,642
-9,565
3,301
4,086
-785
-2,214
5,682
-7,895
-6,490
397
-6,888
968
2,003
-1,034
7,829
1
7,828
-4,433
12,261
2,992
-1,535
4,527
8,971
465
8,506
5,814
2,692
-4,136
-3,364
-772
-1,624
852
3,638
-1,572
2,066
-2,066
-2,066
0
0
0

102,592
5.7
-2.06

1)    Dalam free on board   (fob)                                                                                                                                             *     Angka sementara
2)    Tidak termasuk cadangan devisa dan yang terkait.                                                                                          **    Angka sangat sementara
3)    Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit.                                                                                           Sumber: Bank Indonesia
TABEL 1
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
RINGKASAN
(Juta USD)

                                                    TABEL 2
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI BERJALAN
BARANG
(Juta USD)




TABEL 3
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI BERJALAN
JASA-JASA
(Juta USD)
TABEL 4
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI BERJALAN
PENDAPATAN
(Juta USD)






TABEL 5
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI BERJALAN
TRANSFER BERJALAN
(Juta USD)









TABEL 5
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI BERJALAN
INVESTASI LANGSUNG
(Juta USD)











TABEL 5
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI BERJALAN
INVESTASI PORTOFOLIO
(Juta USD)






TABEL 5
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI BERJALAN
INVESTASI LAINNYA
(Juta USD)




ANALISA
Kondisi Neraca Pembayaran Indonesia pada Triwulan I Tahun 2014
            Pada triwulan pertama tahun 2014, kinerja transaksi Indonesia semakin membaik, hal ini dapat dilihat dari tabel neraca pembayaran Indonesia (tabel 3.1). Defisit transaksi berjalan turun dari US$ 4,3 miliar pada triwulan IV tahun 2013 menjadi US$ 4,2 miliar pada triwulan I tahun 2014. Sumber dari perbaikan ini adalah perbaikan penurunan impor barang dan berkurangnya defisit neraca jasa dan neraca pendapatan. Meskipun impor nonmigas mengalami penurunan, surplus neraca perdagangan nonmigas triwulan I tahun 2014 tercatat lebih rendah daripada surplus neraca perdangan nonmigas triwulan IV tahun 2013. Hal ini dipengaruhi penurunan kinerja ekspor nonmigas triwulan I tahun 2014 yang tercermin dari pertumbuhan negatif ekspor ke Negara mitra utama seperti Cina, Jepang, India, Malaysia, Korea Selatan, dan Thailand, penurunan harga komoditas global, serta pengaruh pelarangan ekspor komoditas mineral mentah.

            Penurunan ekspor ke Cina terutama karena turunnya ekspor batubara dan karet alam olahan, dengan total pangsa 38,8% dari keseluruhan ekspor ke Negara tersebut. Penurunan ekspor ke Jepang dipengaruhi turunnya ekspor batubara dan logam tidak mulia yang merupakan 30,2% total pangsa dari keseluruhan ekspor ke Negara tersebut. Berkurangnya ekspor minyak nabati yang merupakan 32,2% pangsa pasar di India menjadi penyebab utama penurunan ekspor ke Negara tersebut. Ekspor ke Malaysia ditekan oleh berkurangnya ekspor batubara dan barang dari logam tidak mulia. Penurunan ekspor ke Korea Selatan disebabkan turunnya ekspor barutabara dan barang dari logam tidak mulia yang merupakan 42,2% total pangsa dari total ekspor ke Negara tersebut. Sedangkan ekspor ke Thailand yang juga ikut menurun dipengaruhi turunnya ekspor mesin dan mekanik dengan pangsa 10,7% dari total ekspor ke Negara tersebut.


            Selain itu defisit neraca perdagangan migas juga meningkat, hal ini disebabkan seiring turunnya produksi minyak dan pola konsumsi BBM yang lebih rendah di awal tahun. Sementara itu berkurangnya pengeluaran jasa transportasi, terutama dipengaruhi oleh berkurangnya pembayaran jasa freight seiring dengan berkurangnya impor, dan pengeluaran jasa travel yang mengikuti turunnya jumlah penduduk Indonesia keluar negeri setelah akhir musim haji dan liburan, menyebabkan neraca jasa mengalami penurunan defisit. Dalam satu periode yang sama neraca pendapatan mengalami penyusutan defisit sebagai akibat dari berkurangnya pembayaran bunga utang luar negeri sesuai jadwalnya.

            Membaiknya kondisi fundamental ekonomi juga mendorong minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia sehingga transaksi modan dan finansial mengalami surplus sebesar US$ 7,8 miliar. Total aliran masuk dana asing meningkat dari US$ 10,5 miliar pada triwulan IV tahun 2013 menjadi US$ 12,3 miliar pada triwulan I tahun 2014, terutama pada instrumen folio. Peningkatan jumlah investasi portofolio asing tersebut, selain dipengaruhi kenaikan bersih jumlah pembelian instrumen portofolio berdenominasi rupiah dari asing, juga dipengaruhi oleh langkah pemerintah menerbitkan obligasi valas sebagai salah satu sumber pembiayaan defisit fiskal. Surplus transaksi modal dan finansial juga bersumber dari aliran masuk investasi langsung asing yang masih kuat dan tercatat pada tingkat yang relatif sama dengan triwulan sebelumnya. Namun surplus trasaksi modal dan finansial pada triwulan I tahun 2014 masih lebih rendah dibandingkan surplus pada triwulan IV tahun 2013 dipengaruhi karena penempatan simpanan swasta di luar negeri sama dengan aliran masuk investasi portofolio.

            Melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik pada triwulan I tahun 2014 di tengah proses pemulihan ekonomi global yang berlangsung mendukung upaya penurunan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih baik. Penurunan defisit transaksi berjalan ini ditopang oleh penurunan impor yang mendukung perbaikan neraca jasa. Selain itu penurunan defisit transaksi berjalan juga dipengaruhi oleh defisit neraca pendapatan yang lebih rendah mengikuti pola musimannya.

            Perbaikan transaksi berjalan dan surplus transaksi modal dan finansial menyebabkan secara keseluruhan neraca pembayaran Indonesia pada triwulan I tahun 2014 mencatat surplus sebesar US$2,1 miliar. Surplus tersebut kemudian mendorong kenaikan cadangan devisa dari US$ 99,4 miliar pada triwulan IV tahun 2013 menjadi US$ 102,6 miliar pada Maret 2014. Pada April 2014 cadangan devisa terus meningkat hingga mencapai US$ 105,6 miliar. Perbaikan kinerja neraca pembayaran ini dinilai memberikan sumbangan positif dalam menopang pertumbuhan ekonomi yang lebih seimbang.

















Faktor dari Hasil Neraca Pembayaran bagi Perekonomian Indonesia
            Neraca Pembayaran Indonesia pada triwulan I tahun 2014 menunjukan kondisi yang membaik dengan menurunnya defisit dari US$ 4,3 miliar pada triwulan IV tahun 2013 menjadi US$ 4,2 miliar pada triwulan I tahun 2014. Hal ini tentu berdampak pada bertambahnya posisi cadangan devisa pada triwula I tahun 2014, yang menyebabkan kecukupan cadangan devisa dalam memenuhi kewajiban luar negeri dalam jangka pendek meningkat, seperti yang ditunjukan oleh membaiknya perbandingan posisi utang luar negeri berjangka pendek yang lebih rendah dibandingkan triwulan IV tahun 2013.
            Seperti prinsip yang mengatakan bahwa penurunan defisit merupakan indikasi awal kemungkinan terjadinya apresiasi nilai mata uang, penurunan defisit ini juga berdampak pada tren penguatan nila mata uang Rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika Serikat. Penguatan nilai mata uang Rupiah ini tidak lepas pula dari upaya pemerintah menjalankan kebijakan untuk memperlambat lajur pertumbuhan ekonomi. Dengan penguatan nilai mata uang ini juga dapat menghemat anggaran pengeluaran belanja Negara.
            Dengan membaiknya kondisi neraca pembayaran Indonesia, maka dapat mengurangi dampak inflasi yang berasal dari luar negeri atau imported inflation. Hal ini dikarenakan nilai mata uang yang menguat menyebabkan harga barang-barang impor menurun, sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih murah. Importir dalam negeri juga diuntungkan, karena barang-barang yang diimpor, khususnya barang modal seperti mesin dan peralatan, dan bahan baku seperti gandum, mengalami penurunan harga, sehingga kapasitas produksi dapat ditingkatkan.
            Namun penguatan nilai mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat ini juga dapat memberikan dampak negatif. Produk-produk yang diekspor mengalami peningkatan harga di luar negeri, sehingga mendapat persaingan dari produsen Negara lain yang mengalami apresiasi nilai mata uang yang lebih rendah dari Rupiah. Untuk itu, dibutuhkan kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan kualitas produk. Tanpa adanya peningkatan kualitas, dengan harga yang relatif menjadi lebih mahal, bisa jadi produk-produk ekspor Indonesia tidak akan mampu mempertahankan posisinya di beberapa negara tujuan ekspor.        
SARAN
            Perbaikan kinerja neraca pembayaran Indonesia pada triwulan I tahun 2014 dibanding triwulan IV tahun 2013 merupakan kabar yang cukup menggembirakan. Ini menandakan bahwa kinerja perekonomian mulai mengalami perbaikan ke tingkat lebih positif. Namun perbaikan kinerja neraca pembayaran Indonesia ini juga akan mempengaruhi nilai mata uang Rupiah yang menguat dibanding Dollar Amerika Serikat. Penguatan nilai mata uang inilah yang nantinya akan mempengaruhi kegiatan ekspor dan impor. Impor akan mengalami kenaikan karena harga barang-barang impor menjadi lebih murah, namun sebaliknya ekspor akan menurun karena harga barang-barang lokal yang diekspor keluar negeri akan menjadi lebih mahal, apalagi bila mendapat persaingan dari Negara lain yang harga barangnya lebih murah. Bila ekspor terus menurun dan impor terus naik, maka pendapatan nasional akan menurun dan neraca pembayaran akan mengalami defisit.
            Hal tersebut perlu diperhatikan oleh pemerintah Indonesia, agar perbaikan kinerja neraca pembayaran saat ini tidak menjadi petaka di kemudian hari. Bila penguatan nilai mata uang membuat para importir terlena sehingga melakukan impor yang berlebihan padahal tidak diimbangi dengan ekspor, hal ini akan berakibat menurunnya pendapatan nasional dan defisit neraca pembayaran akan semakin parah. Yang dapat dilakukan pemerintah adalah membatasi impor dan memperbaiki produk lokal yang diekspor agar tetap dapat bersaing di perdagangan internasional maupun harganya menjadi lebih mahal, agar kinerja neraca pembayaran dapat terus membaik.







NERACA PEMBAYARAN LUAR NEGERI



Empire State Realty Trust
Empire State Realty Trust, Inc (NYSE: ESRT), kepercayaan investasi real estat terkemuka (REIT), memiliki, mengelola, mengoperasikan, memperoleh dan mereposisi kantor dan properti ritel di Manhattan dan lebih besar wilayah metropolitan New York, termasuk Empire State bangunan, gedung kantor yang paling terkenal di dunia. Berkantor pusat di New York, New York, Perusahaan kantor dan portofolio ritel mencakup 8,4 juta kaki persegi disewakan, pada tanggal 31 Maret 2014, yang terdiri dari 7,7 juta kaki persegi disewakan di 12 properti kantor, termasuk tujuh di Manhattan, tiga di Fairfield County, Connecticut dan dua di Westchester County, New York; dan sekitar 624.000 disewakan kaki persegi dalam portofolio ritel. Perusahaan juga memiliki tanah di Stamford, Connecticut Transportation Center yang mendukung pengembangan sekitar 380.000 disewakan persegi bangunan kantor kaki dan garasi dan memiliki opsi untuk mengakuisisi dua tambahan properti kantor Manhattan meliputi sekitar 1,5 juta kaki persegi disewakan ruang kantor dan lebih 150.000 kaki persegi disewakan ruang ritel di dasar bangunan.
Analisa Empire State Realty Trust
1.    Dicapai Dana Dari Operasi ("FFO") sebesar $ 0,17 per saham dilusi penuh dan laba bersih kepada Perusahaan adalah $ 0,05 per saham dilusi penuh
2.    Total portofolio adalah 87,2% diduduki, naik 110 basis poin dari tanggal 31 Desember 2013; termasuk sewa ditandatangani tidak dimulai ("SLNC"), total portofolio itu 88,8% disewakan di 31 Maret 2014
3.    Portofolio kantor Manhattan (tidak termasuk komponen ritel properti ini) adalah 86,0% diduduki, naik 160 basis poin dari tanggal 31 Desember 2013; termasuk SLNC, portofolio kantor Manhattan (tidak termasuk komponen ritel properti ini) adalah 87,4% yang disewakan pada 31 Maret 2014
4.    Portofolio ritel adalah 92,2% diduduki, naik 30 basis poin dari tanggal 31 Desember 2013; termasuk SLNC, portofolio ritel Perusahaan itu 92,5% disewakan di 31 Maret 2014
5.    Empire State Building adalah 83,0% diduduki, naik 80 basis poin dari tanggal 31 Desember 2013; termasuk SLNC, Empire State Building adalah 84,5% yang disewakan pada 31 Maret 2014
6.    Dieksekusi 50 sewa, yang mewakili 191.319 kaki persegi disewakan di total portofolio, mencapai peningkatan 15,8% di mark-to-market sewa lebih dari sewa yang sebelumnya penuh meningkat dari baru, pembaharuan, dan sewa ekspansi; 42 dari sewa tersebut, mewakili 171.908 kaki persegi disewakan, berada dalam portofolio kantor Manhattan (tidak termasuk komponen ritel properti ini), meningkat 22,8% di mark-to-market sewa lebih dari sewa yang sebelumnya penuh meningkat dari baru, perpanjangan dan perluasan sewa
7.    Mengumumkan pembagian dividen sebesar $ 0,085 per saham untuk kuartal pertama 2014, yang dibayar pada tanggal 31 Maret 2014
Hasil keuangan untuk Kuartal Pertama 2014
FFO adalah $ 41.300.000, atau $ 0,17 per saham dilusi penuh. Laba bersih kepada Perusahaan adalah $ 4.400.000, atau $ 0,05 per saham dilusi penuh. Perusahaan mulai beroperasi pada saat selesainya transaksi pembentukannya dan penawaran umum perdana ("IPO") pada bulan Oktober 2013 dan oleh karena itu tidak ada hasil perbandingan untuk melaporkan untuk kuartal pertama 2013.

Portofolio Operasi
Perusahaan melaporkan bahwa portofolio total, mengandung 8,4 juta kaki persegi disewakan kantor dan ruang ritel, adalah 87,2% diduduki pada akhir kuartal pertama 2014. Persentase ditempati naik 110 basis poin dari 86,1% pada akhir kuartal keempat 2013, dan sampai 720 basis poin dari 80,0% pada akhir kuartal pertama 2013. Termasuk SLNC, portofolio Perseroan adalah 88,8% disewakan pada tanggal 31 Maret 2014.

Portofolio kantor Perseroan (tidak termasuk komponen ritel properti ini) yang berisi 7,7 juta kaki persegi disewakan, adalah 86,8% diduduki pada akhir kuartal pertama 2014, naik 120 basis poin dari akhir kuartal keempat 2013, dan sampai 700 basis poin dari akhir kuartal pertama 2013. termasuk SLNC, portofolio kantor Perseroan (tidak termasuk komponen ritel properti ini) adalah 88,5% disewakan pada tanggal 31 Maret 2014.

The Manhattan portofolio kantor (tidak termasuk komponen ritel properti ini) yang berisi 5,9 juta kaki persegi disewakan itu 86,0% diduduki pada akhir kuartal pertama 2014, naik 160 basis poin dari akhir kuartal keempat 2013, dan sampai 820 basis poin dari akhir kuartal pertama 2013. termasuk SLNC, portofolio Manhattan kantor Perseroan (tidak termasuk komponen ritel properti ini), adalah 87,4% disewakan pada tanggal 31 Maret 2014.

Portofolio ritel Perseroan, yang berisi sekitar 624.000 kaki persegi disewakan, adalah 92,2% diduduki pada akhir kuartal pertama 2014. Hal ini sebanding dengan 91,9% pada akhir kuartal keempat 2013, dan dibandingkan dengan 82,1% pada akhir kuartal pertama 2013. Termasuk SLNC, portofolio ritel Perusahaan itu 92,5% disewakan pada tanggal 31 Maret 2014.

Leasing
Untuk tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2014, Perusahaan dieksekusi 50 sewa dalam total portofolio, yang terdiri dari 191.319 kaki persegi disewakan. Total volume sewa termasuk 49 sewa kantor, yang terdiri dari 190.966 kaki persegi disewakan, dan 1 sewa ritel, yang terdiri dari 353 kaki persegi disewakan.
Secara dicampur, 50 baru, perpanjangan dan perluasan sewa guna usaha ditandatangani dalam portofolio total selama kuartal memiliki tarif sewa mulai rata-rata $ 48,03 per kaki persegi disewakan, meningkat dari 15,8% di atas sebelum disewa di-tempat pada sepenuhnya meningkat secara.
Sewa ditandatangani di Triwulan Pertama 2014 untuk portofolio kantor Manhattan termasuk:
·         20 sewa pembaharuan, yang terdiri dari 44.218 kaki persegi disewakan, dengan tarif sewa mulai rata-rata $ 46,56 per kaki persegi disewakan, meningkat dari 6,4% di atas sebelum disewa di-tempat secara penuh meningkat, dan
·         22 sewa baru yang terdiri dari 127.690 kaki persegi disewakan, dengan tarif sewa mulai rata-rata $ 50,47 per kaki persegi disewakan, meningkat dari 29,2% di atas sebelum disewa di-tempat secara penuh meningkat

Sewa signifikan Dilaksanakan Selama Triwulan I meliputi:
·         Di Gedung Empire State, Perusahaan menandatangani disewakan sewa 43.401 ekspansi kaki persegi dengan LinkedIn Corporation untuk jangka waktu 11,9 tahun, sehingga total menjadi sekitar 159.000 disewakan kaki persegi disewakan;
·         Pada Satu Grand Central Place, Perusahaan menandatangani 16.995 disewakan kaki persegi perpanjangan dan perluasan sewa dengan Johnson Controls, Inc. untuk jangka waktu 10,3 tahun, dan juga menandatangani 12.723 disewakan kaki persegi sewa baru dengan 3i Pengelolaan Utang US LLC untuk istilah 10,4 tahun; dan
·         Di First Stamford Place, Perusahaan menandatangani baru 10.842 disewakan sewa kaki persegi dengan American Express Travel Related Services untuk jangka waktu 10,4 tahun

Empire State Building Perbarui
Perseroan terus merenovasi dan re-sewa 2,8 juta kaki persegi disewakan Empire State Building, properti andalannya. Pada tanggal 31 Maret 2014, Empire State Building adalah 83,0% diduduki; termasuk SLNC, Empire State Building adalah 84,5% disewakan.

Pada kuartal pertama 2014, Perusahaan dieksekusi 12 sewa kantor dan 1 sewa ritel di Gedung Empire State, yang mewakili 80.192 kaki persegi disewakan.
The Empire State Building Observatory pendapatan untuk kuartal pertama tumbuh 3,6% menjadi $ 17.300.000, dari $ 16.700.000 pada kuartal pertama 2013, dan didorong oleh kombinasi dari harga tiket masuk yang lebih tinggi dan campuran yang lebih baik dari tiket yang dibeli. Observatory host sekitar 664.000 pengunjung pada kuartal pertama 2014, mewakili 6,3% penurunan dari periode yang sama tahun 2013. Manajemen berpendapat bahwa penurunan yang hadir dikaitkan dengan sejumlah besar nol hari visibilitas dan membatalkan penerbangan ke dan dari New York City karena cuaca buruk, serta pergeseran dari liburan Paskah minggu dari kuartal pertama 2013 sampai kuartal kedua 2014.



Neraca dan Transaksi Keuangan
Pada tanggal 31 Maret 2014, saldo atas fasilitas pinjaman jangka dan kredit Perseroan adalah $ 325,0 juta. fasilitas pinjaman jangka dijamin revolving dan memiliki fitur akordeon, memungkinkan untuk peningkatan saldo keseluruhan maksimum pokok untuk $ 1250000000 dalam keadaan tertentu.

Pada tanggal 31 Maret 2014, Perusahaan memiliki total utang yang beredar sekitar $ 1,2 miliar, dengan tingkat rata-rata tertimbang suku bunga 4,55% per tahun, dan istilah rata-rata tertimbang jatuh tempo 2,9 tahun. Perusahaan ini memiliki sekitar $ 196.500.000 utang jatuh tempo selama sisa 2014, dan sekitar $ 90,0 juta yang jatuh tempo pada tahun 2015.

















DAFTAR PUSTAKA
·         bi.go.id/id/publikasi/neraca-pembayaran/Pages/npi_tw114.aspdiakses pada tangga 09 Maret 2014
·         https://ernirahmawati.wordpress.com/2011/03/10/neraca-pembayaran/ diakses pada  tanggal 10 Maret 2011
·         https://khairunnisafathin.wordpress.com/2011/03/10/neraca-pembayaran/ diakses pada tanggal 10 Maret 2011
·         http://muthiyagabrielamalawat.blogspot.co.id/2011/03/neraca-pembayaran.html diakses pada tanggal 09 Maret 2011
·         http://saefulbafri009.blogspot.co.id/2011/03/neraca-pembayaran.html diakses pada tanggal 11 Maret 2011